Cahaya Bulan dan Matahari
Hallo, Selamat datang di Sunthree. series ini adalah kolaborasi dari Akmal, Delfi dan Firda. episode 2 dari Sunthree adalah karya dari Rhrf. semoga suka!!
-----------------------------------------------------------------
Cahaya Bergumam sambil menghela nafas, “Huhhh.. Beruntung sekali aku
mempunyai teman yang sangat baik dan pengertian. Padahal rumah kita berjauhan bahkan
beda kota, jadi jarang sekali berkumpul. Hanya bertemu lewat video call Line
aja udah seru banget. Apalagi kalau ketemu komplit bertiga, Rasanya itu seperti
tidak ingin cepat pisah. Benar - benar senyaman itu bersama mereka”.
“Hmm.. Bulan, Matahari, dan aku, Cahaya. Iya, tiga teman dekat yang
saling melengkapi. Sebenarnya kita pernah berteman karena satu sekolah dan satu
almamater di pesantren, tetapi hanya sebatas teman biasa, pula tidak sedekat
sekarang. Kok bisa ya kita bertiga kumpul lagi, malah lebih dekat dari pada saat
masih sekolah?”, pertanyaan – pertanyaan yang ada di dalam lamunan Cahaya
hingga ia tertidur.
Tililing… Tililing… Tililing… Alarm berbunyi. Cahaya terbangun karena harus mematikan jam weker
dan bergegas melakukan kegiatan sehari-harinya.
Sehabis ibadah subuh, Cahaya melakukan aktivitas seperti hari
biasanya. Stretching dan tak lama disusul dengan Jogging di
sekitar kampung tempat Cahaya tinggal. “Oh iya sekarang kan hari kamis, ada 3
tugas yang harus dikumpulkan, mana nanti sore ada latihan pencak silat juga.
Aduh gimana ini?”, keluhnya.
“Malam hari notifikasi Line berbunyi, pasti itu si Bulan. Bulan itu
orangnya suka muncul saat petang tiba, sama seperti bulan yang di langit, karena
Bulan banyak kerjaan, tapi meskipun sibuk banget dia tetap ada buat temannya
yang lagi bersedih. Banyak hal yang harus diurusin sama dia, bahkan beberapa
kali dia ingin menyerah dari tugas yang sebelumnya merupakan keputusan dia
sendiri. Nangis, capek, sakit hati itu sudah jadi makanan Si Bulan. Ya memang
orang baik pasti banyak ujiannya.”, atin Cahaya.
Tapi yang membuat Cahaya benar - benar speechless sama Bulan
itu perihal semangat dan keyakinannya. Karena dia orang yang kalau sudah yakin
sama sesuatu itu tidak bisa diganggu gugat.
Pada suatu malam, Cahaya yang dipenuhi dengan tugas, dipenuhi dengan
jadwal yang sedikit sekali untuk istirahat, pikiran yang padat, mempunyai
sedikit masalah dengan keluarganya, dan memiliki beberapa pilihan yang semuanya
sangat penting baginya, bahkan dua gurunya sangat mempercayakan dan
mengharapkan keputusan penuh terhadap Cahaya.
Sampai pada dini hari, Cahaya mengalihkan pikirannya sejenak dan chat
di grup Line, “Hai guys, selamat pagi teman-teman semua, semoga hari-hari kalian menyenangkan, tetap semangat
mencapai apa yang kalian inginkan dan yang sekarang lagi kalian kerjakan, tapi
jangan lupa istirahat !!!”
“Siap, Komandan! Semangat juga untuk kegiatan rutinnya, mengerjakan
tugasnya, dan jangan lupa sarapan Bulan dan Cahaya !!!”, balas Matahari selang
1 menit.
Si Matahari sangat hafal dan mengetahui bahwa teman-temannya jarang
sekali mengawali hari-hari mereka dengan sarapan. Matahari emang tingkahnya
paling polos diantara Cahaya dan Bulan, orangnya baik sekali, sedikit
ngeluhnya, dan hampir kapan pun waktunya, dia selalu ada untuk teman-temannya.
Tepat setelah maghrib, Cahaya teringat lagi dengan beberapa
permasalahan yang ada dipikirannya dari malam ke-malam tentang pilihan berat
yang sangat menguras tenaganya itu. Ia tidak tahu lagi harus melakukan hal apa
untuk mengelak dari pikiran tersebut. Cahaya pun bercerita kepada dua temannya
itu melalui Line Group.
Selang beberapa menit, persoalan demi persoalan sudah dibicarakan
kepada teman-temannya dengan perasaan bingung dan tumpahan air mata. “Aku harus
bagaimana lagi?”, ujar Cahaya yang sudah tidak dapat membendung air matanya.
Video Call dilakukan
bertiga, sementara itu Cahaya masih tetap dengan air mata yang membasahi
pipinya. Matahari dan Bulan sangat mengetahui apa yang dirasakan oleh temannya
tersebut.
Mereka pun merasa akan kebingungan juga jika berada di posisi yang
Cahaya alami saat itu.
“Ih nangis, apaan tuh
nangis?”, ucap Bulan ke Cahaya dengan ekspresi sedikit ketawa.
“Tauk tuh Bul, masa ada sih preman nangis”, sahut Matahari dengan
tujuan menghibur.
“Pekan depan aku ke kotamu deh, kita jalan bareng, gimana?”, tanya
bulan kepada Cahaya dan Matahari.
“Wah tuh, Hay, Bulan mau jauh-jauh ke kotamu loh buat jalan sama
kita. Kalau aku sih setuju. Kalau kamu setuju tidak, Hay?”, tanya Matahari
kepada Cahaya.
“Yaudah nanti kalau tidak besok aku kabarin lagi deh”, jawab Cahaya
dengan tangisannya yang mulai mereda.
“Siap boss”, balas Bulan dan Matahari.
Dini hari selanjutnya
“Gas kali ya pekan depan”, batin Cahaya sambil mengawali harinya
dengan memandang kesembaban matanya di depan kaca.
“Guys, yaudah gas deh pekan depan sambil buat hiburan sama nenangin
pikiran juga”, chat Cahaya di Line Group.
“Oke deh”, balas Matahari.
“Nah gitu dong”, balas
Bulan.
Tiba pekan depan pada dini hari waktu itu Matahari, Bulan, dan Cahaya
jalan – jalan ke Mall yang ada di kota tempat Cahaya tinggal. Cahaya sangat
merasa nyaman bersama dengan teman – temannya, meskipun pada waktu itu Cahaya
ada kuliah online yang mendadak, tetapi teman – temannya mau menunggu Cahaya
kuliah dahulu bahkan saat mendapat tugas pun Matahari membantu mengerjakan.
Malam hari ketika hendak pulang cahaya masih berat berpisah bersama
mereka, tetapi Cahaya sudah sangat bersyukur karena mereka sudah menemani
Cahaya seharian.
“Kalian baik banget sih, Bulan dengan segala kesibukannya
menyempatkan waktunya untuk berkumpul. Matahari dengan segala ketulusannya
membantu mengerjakan tugasku. Terimkasih ya teman – teman, hati –hati ya
pulangnya”, ucap Cahaya pada kedua temannya.
“Santai aja kali Hay, kita kan temenmu, udah kayak sama siapa aja
sih kamu kalau ngomong. Iya nggak Mat?”, cakap Bulan sambil nyenggol Matahari.
“Iya Hay santai aja kali”, tutur Matahari.
Sampai di rumah Cahaya chat di Line Group merasa kesepian
dan berharap bisa jalan bareng lagi.
Bulan menjawab “gantian dong, kamu ke sini”.
“Yaudah aku oke, Matahari gimana?”, ujar Cahaya.
“Siap aja kalau aku mah”, jawab Matahari.
Jarak satu minggu Cahaya diskusi dengan Matahari, tidak lama
kemudian berangkat mendadak untuk jahilin Si Bulan yang waktu itu masih ada di luar
kota. Untung waktu itu Bulan langsung
memutuskan untuk pulang dan menemui teman-temannya.
Cahaya dan Matahari sangat merasa bersalah karena tiba-tiba sudah
sampai di depan rumah Bulan, sedangkan Bulan masih dalam perjalanan. Yang awalnya
niat dua sejoli itu mau usilin Bulan, tetapi ending-nya jadi terharu
karena Bulan tidak mau membuat Cahaya dan Matahari kecewa.
“Aku memiliki teman seperti mereka benar – benar merasa sangat bersyukur, karena mereka mau memberi masukan kepadaku, support juga untukku, mengingatkan kalau aku salah arah, menghibur saat aku sedih, dan banyak lagi kebaikan yang rela mereka lakukan demi kebahagiaanku, kesenanganku, dan membuatku selalu tersenyum. Mungkin benar kalau aku adalah Cahaya yang dipancarkan oleh Matahari dan Bulan.” Ucap Cahaya di depan kamera handphone-nya sambil berkaca-kaca
with love, Rhrf
--------------------------------------------------
Instagram : https://www.instagram.com/hilya_firda/
see you in the next episode of Sunthree.

Komentar
Posting Komentar