Gadis Sehangat Salju


 hai, i'm back again with another story. Cerita kali ini, terinspirasi oleh beberapa orang yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri, berusaha berdamai dengan kenyataan dan berdamai dengan yang ada di pikirannya.Ini hanya kisah fiksi, semoga kalian dapat paham makna yang ada didalamnya. 

Cerita ini dibuat, sebagai bentuk peduli kepada semua orang yang sedang sakit mentalnya dan sedang dalam masa healing, aku hanya ingin memberi tahu bahwa kalian tidak sendiri. Kita semua sedang berperang dalam arena masing masing, kita sedang berjuang untuk mencapai tujuan yang berbeda. Tetap semangat dalam menjalani hidup. Salam, Akmal PerahuManis. 

----------------------------------------

Namanya Fira, mahasiswi tingkat akhir di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Saya mengenalnya setelah lebih dari satu tahun bekerja sebagai konselor di Rumah sakit Jiwa Menur. Dia salah satu pasien saya yang paling lama dan juga memiliki kisah hidup yang pelik. Saya bisa bercerita karena dia mengizinkan saya untuk menulis nya dalam bentuk cerita yang indah dan semoga bisa menginspirasi. 

Sesi tatap muka saya bersama nya selalu menyenangkan, entah ia yang membuatnya seperti itu atau ia memang sedang baik baik saja. Tidak ada kisahnya yang tidak saya tahu, saya tahu betul perasaan dan keadaannya. Tapi dia selalu berkata "aku sendiri yang paling mengerti perasaanku sendiri, mbk". Saya tertampar, saya sangat terkejut ia mengatakan demikian. Kalimatnya membuat saya tersadar, ah iya.. saya hanya pendengar dan saya tidak mengalami apa yang ia alami. 

Kami selalu bertemu di hari Rabu dan Sabtu, itu hari favortinya. Katanya, "Rabu adalah hari dimana aku di lahirkan, sedangkan Sabtu adalah hari ibuku lahir". Jadi setiap hari itu saya bertemu dengannya dan mendengarkan kisahnya. Ada saat dimana ia benar benar meluapkan perasaannya, ada juga masa dimana ia hanya diam ketika bertemu saya. Saya tidak pernah memaksa nya untuk bercerita, biar dia sendiri yang bercerita sedang merasa bagaimana. Ia memiliki kesulitan untuk mengekspresikan sesuatu, ia tidak tahu bagaimana ekspresi sedih, bahagia, dan marah, yang ia tahu hanya menangis.

"Aku merasa bersalah pada ibu, aku juga merasa bersalah pada diriku. Kenapa dulu aku pergi, kenapa dulu aku tidak tahu perjuangan ibu" tatapan fira kosong, saya lihat ada air mata jatuh di pipinya. 

"Aku menyesal hidup, mbk" lanjutnya. Beberapa kali saya temukan ada sayatan di pergelangan tangannya, pertanda ia mencoba mengakhiri hidupnya. "Tapi aku ingin tunjukkan seberapa kuat aku bertahan di sini, aku mau ibu lihat bahwa anaknya baik baik saja". 

Ibu dan bapaknya berpisah ketika ia masih bayi. Hak asuhnya jatuh ke tangan ibu nya, tetapi ia tinggal bersama kakek nya. Ibu nya sibuk mencari nafkah dan berusaha kelihatan sibuk untuk menutupi kesedihannya. Tidak ada pasangan yang bermimpi akan bercerai. 

"Aku benci bapak, aku juga benci ibu. Tapi ada perasaan yang tidak aku mengerti hadir di tengah tengah perasaan itu," saat itu saya yakin bahwa itu adalah perasaan sayang untuk kedua orang tuanya. 

Fira tidak bisa bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat disekitarnya, ia memiliki perasaan takut bertemu orang baru, takut berinteraksi dengan orang asing dan takut untuk melakukan hal baru, ia terjebak di zona aman yang ada di pikirannya sendiri. Padahal saya tahu ia memiliki bakat yang hebat, ia terbiasa berbicara di depan umum, ini di buktikan ketika saya menyuruh ya membacakan puisi  di kamarnya. Puisi yang ia bawakan itu mampu membuat saya menangis, saya seperti ikut merasakan kesedihan penulis dalam puisi itu. 

"bapak dan ibu sudah bahagia, itu sudah cukup buat aku, tapi kenyataannya bapak tidak terlihat bahagia" jelasnya. Saya tanya, "bagaimana kamu tahu bapak tidak bahagia?". 

"Dari matanya, mata bapak tidak pernah berbohong, bahkan aku juga bisa lihat rasa sayang bapak ke aku, tapi entah kenapa ia tidak menunjukkan nya padaku" jawabnya, ia ambil nafas sebentar lalu melanjutkan ceritanya "aku tidak suka melihat bapak seperti itu, aku benci. Lebih baik aku tidak melihatnya". 

Fira juga tidak bisa menunjukkan kasih sayang ke orang tuanya sendiri, tapi ketika ia menjawab pertanyaan saya, saya tahu itu terdengar tulus. Ah iya, saya ingat setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan rasa sayangnya, mungkin ini cara Fira. Menjauh untuk menutup mata dan tidak melihat apa yang terjadi dengan bapaknya. 

Bapak ibu Fira berpisah karena kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka berdua. Mereka bertengkar hebat dan tercetuslah kata cerai, padahal bapak Fira tidak benar benar ingin bercerai. Ia berusaha memperjuangkan Fira di pengadilan tetapi ia kalah, hak asuh Fira jatuh ketangan sang ibu. Ketika fira beranjak dewasa, ibu nya menikah lagi. Fira marah, ia tidak suka cinta ibu kepadanya di bagi bagi. Alhasil, Fira memutuskan untuk tinggal bersama bapak. 

Tapi ternyata, keputusan Fira pindah bukan yang terbaik. Ia malah di tunjukkan kebenaran yang selama ini tidak Fira tahu, hal ini membuat fira depresi dan stres hingga bapak membawanya ke Rumah sakit Jiwa. 

"Aku tidak gila, pak! Kenapa aku dibawa kesini?" Ini adalah kalimat yang Fira lontarkan ketika dibawa ke ruang isolasi untuk bertemu saya. 

Fira adalah anak yang baik, memiliki banyak bakat, cantik dan rajin, ia juga pandai. Sebelum ia dibawa kesini, ia pernah berada di peringkat pertama di kelasnya, nilai nya juga sangat memuaskan, saya sempat lihat riwayat rapornya. Dari matanya, saya tahu bahwa ia sangat menyayangi kedua orang tuanya, saya juga sangat tahu bahwa ia memiliki empati yang cukup tinggi kepada orang disekitarnya. 

Tapi entah kenapa, di dalam diri Fira seolah olah ada sebongkah es besar yang sedang menyelimuti hatinya, membuat kehangatan didalam dirinya hilang, membuatnya memiliki pribadi yang dingin dan seperti tidak peduli pada sekitar. Banyak orang disekitarnya beranggapan bahwa ia baik baik saja, karena Fira tampak baik baik saja. Ia tidak bisa bercerita ke sembarang orang, maka dari itu tidak banyak yang tahu keadaannya. 

"Biar hanya aku dan tuhan yang tahu keadaanku yang sebenarnya, biarkan orang lain tahu bahwa aku hanya baik baik saja, tidak apa apa" katanya pada waktu itu. Ah.. hatinya kuat sekali batinku. 

Dari kisah Fira, saya bisa menangkap bahwa dia adalah perempuan kuat, keadaan sangat bisa merubah kepribadian seseorang. Ia memang kelihatan baik baik saja, tetapi didalam nya ia bisa rapuh tiba tiba.

Rabu, 24 Agustus adalah hari terakhir saya bertemu dengan Fira. Saya lihat di pergelangan tangannya ada perban yang melingkar, ketika saya bertanya ia menjawab seadanya seperti menghindar dan berusaha menutupi nya dengan baju yang ia kenakan. Saya mulai curiga. Hari itu, ia tidak bercerita banyak, ia hanya bercerita sedikit tentang perasaan yang ia rasakan akhir akhir ini. "Aku lelah, hanya ingin beristirahat saja. Gak tahu kemana, yang penting istirahat" ia mengatakannya sambil menatap jauh ke langit biru. 

Saya terkejut, ketika beberapa hari setelah pertemuan itu, saya dengar Fira bertengkar hebat dengan ayahnya. Saya bergegas untuk pergi kerumah nya, namun saya terlambat, ternyata Fira lebih memilih untuk bertemu dengan Sang Maha Kuasa. 

Saya tulis cerita ini, untuk mengenang sosok Fira. Sekarang ia sudah bahagia di atas sana, saya yakin ia telah menjadi bidadari cantik di surga. Bunga mawar dan melati tidak pernah kering diatas kuburannya, bapaknya tak pernah absen untuk mengunjungi putrinya setiap hari.

Sampai akhir hayatnya Fira tetap memendam perasaannya, tanpa diketahui oleh bapak dan ibunya. "Biarkan bapak dan ibu tahu aku pergi dengan bahagia tanpa rasa penyesalan sedikit pun, tolong jangan beritahu mereka bagaimana kondisiku" ini pesan terakhir Fira kepada saya, ia pergi dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya. 



------------------------

Hit me up : 

instagram : https://www.instagram.com/akmalzdt/?hl=id  (akmalzdt)

email : perahumanis@gmail.com

See you di postingan selanjutnya, jangan lupa tinggalin jejak dengan comment sebanyak banyaknya, Akmal perahumanis.

Komentar

  1. Salam dari Jember, mal. Rasa e aneh manggil kmu akmal, soale biasa e aku manggil kamu ina atau lina. Seneng bisa baca karya mu lagi, seneng bisa melihat kekreatifitasanmu kembali terasah. Dulu.. kamu suka nulis dan baca cerita kan? Aku ingat pas waktu upacara kamu ditunjuk untuk baca UUD. Hahaha. Btw, sukses terus mal. Semangat jangan lupa

    BalasHapus
  2. Syuka sama cerpennya������

    BalasHapus
  3. Ditunggu karya selanjutnya, perahumanis

    BalasHapus
  4. Kapan upload cerpen lagi?

    BalasHapus
  5. Terimakasih supportnya, tunggu karya selanjutnya yaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer