Beberapa hal yang harus di luruskan.



Oleh : perahumanis
Mengenai demo yang dilakukan oleh seluruh aliansi mahasiswa di Surabaya beberapa minggu yang lalu, menurut saya ada beberapa hal yang harus di luruskan disini. Saya adalah mahasiswa yang ikut turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi saya mengenai kekecewaan  terhadap rumusan RUU KUHP  yang telah di umumkan beberapa minggu yang lalu. Jika dipikir secara rasional memang RUU KUHP itu bukan hal yang masuk akal, malah menurut sebagian orang itu adalah teks komedi yang harus di tertawakan.

Tapi mari kita kaji lebih dalam tentang beberapa undang undang tersebut. Tentang korban pemerkosaan hendak aborsi akan di pidana, tentang pasal ini kita juga harus membaca UU 36/2009 tentang kesehatan, yang intinya aborsi dilarang di Indonesia kecuali untuk korban pemerkosaan dan ibu dalam keadaan gawat darurat.

Ada juga pasal 432 ‘gelandangan’ wanita dan pekerja pulang malam dan terlunta lunta akan didenda yang benar, gelandangan yang tidak punya identitas dan “mengganggu” ketertiban umum yang akan ditindak, jadi selama kalian para perempuan yang memiliki identitas jelas dan tidak mengganggu ketertiban umum tidak akan terkena pasal ini. Dan yang paling menarik perhatian saya sebagai mahasiswa adalah pasal 417 dan 419 tentang perzinaan, kumpul kebo dapat di pidana. Coba kita lihat sila pertama dalam pancasila, dalam sila tersebut berbunyi ketuhanan yang maha esa, artinya negara mengakui aturan aturan hukum beragama, artinya tidak ada satupun agama di Indonesia yang memperbolehkan adanya praktik perzinaan.

Memang pasal pasal yang ada di RUU KUHP jika dipikir secara akal logika tidak masuk akal, tapi mari kita kaji terlebih dahulu. Pentingnya kita memahami realitas secara utuh, membudayakan kita untuk cari tahu lebih dalam tentang “katanya” sampai “faktanya” dan jangan mudah tersulut dengan kata kata yang belum jelas asal muasalanya. (dikutip dari postingan@komikpolisi).

Saya sedikit setuju pada poin poin RUU KUHP yang telah di tetapkan, itu adalah sebuah revisi yang bisa saja di di rumuskan kembali. Revisi bisa salah bisa benar. Mari kita berbicara tentang RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Tentang RUU ini banyak petimggi yang menentang, dan tidak juga segera disahkan. Isi dan RUU ini lebih ‘melindungi’ perempuan dari hal hal yang tidak di inginkan, tetapi menurut kelompok lain ini malah merugikan.

Pada saat demo kemarin, saya banyak melihat poster poster yang di bawa oleh mahasiswa tidak pada konteksnya. Contoh nya #saveselangkangan, udah nikah tapi gak bisa ngewe dan masih banyak yang lainnya. Jujur, sebagai perempuan saya miris sekali melihatnya. Kesannya seperti perempuan diciptakan untuk melayani hasrat laki laki. Seperti yang saya bilang di atas bahwa banyak petinggi yang tidak menyegerakan untuk di sahkannya RUU PKS ini, Karena merugikan kaum laki laki.

Ada beberapa aliansi mahasiswa yang berkata bahwa ‘mahasiswa yang tidak turun ke jalan adalah mahasiswa goblok’ tapi menurut saya ada yang lebih goblok lagi yaitu ‘mahasiswa yang turun ke jalan tapi tidak tahu apa dan mengerti yang ia perjuangkan’. Di titik ini, saya coba mengulas kembali demo kemarin yang terjadi di Surabaya. Demo ini memang banyak menjadi sorotan karena para mahasiswa dengan berani mengatakan hal hal yang frontal. Ada juga mahasiswa yang salah fokus, karena masalah ngewe tadi. Jadinya mereka melupakan beberapa hal yang harus mereka sampaikan ke DPR Jatim. Ini yang harus diluruskan.

Saya juga salut kepada aliansi mahasiwa di Indonesia yang sampai saat ini masih tetap berjuang untuk menyuarakan aspirasinya, dan ikut berduka cita atas beberapa aktivis yang wafat pada kejadian ini. Sadar gak si?, kejadian yang menimpa Indonesia belakangan ini sangat beruntun sekali. Mulai dari kekacauan di Papua, demo mahasiswa, kericuhan di wamena, sampai kebakaran hutan di Kalimantan. Tidak kah kalian bertanya kenapa? Dari semua problematika ini adakah dalang yang bersangkutan? Tentu saja ada. Tetapi siapa? Kita tidak pernah tahu siapa yang menyebabkan kekacuann di Indoensia ini terjadi.

Saya hanya ingin menekankan disini, zaman telah berubah, teknologi pun juga banyak berkembang. Semua itu akan bagus jika diimbangi dengan pemikiran kita yang juga ikut berkembang. Jika teknologi saja yang berkembang untuk apa? Itu tidak akan berpengaruh pada apapun. Mahasiswa yang tidak ikut turun kejalan boleh dibilang goblok, tetapi ada yang lebih goblok lagi, yaitu mahasiswa yang turun ke jalan tetapi ia tidak mengerti apa yang ia perjuangkan. Ia hanya sekedar turun ke jalan dan hanya teriak teriak. Sunnguh miris.

Mahasiswa adalah pemuda, pemuda adalah generasi penerus bangsa, dan mahasiswalah yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa yang akan dating, jadi patut bagi kita (baca : mahasiswa) melakukan pengkajian medalam tentang apa yang terjadi, banyak membaca dan membandingkan dari semua sisi, selalu open mind (pikira yag terbuka) yang memiliki arti untuk menerima aspirasi semua orang, dan melihat semua hal dari berbagai sisi. Karena kita adalah ‘mahasiswa’ bukan siswa lagi. Dan yang memiliki kata maha hanya ada dua, yaitu Yang Maha Esa dan Mahasiswa. Salam perahumanis.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer